SLEMAN, suaramerdeka-kedu.com - Peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Sleman sepanjang tahun 2021 tidak mencapai satu persen.
Rendahnya pertumbuhan produksi ini, menurut Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, disebabkan berbagai faktor. Salah satunya menyangkut persoalan alih fungsi lahan.
"Tahun ini kita akan menyasar produksi pertanian. Masyarakat sudah diedukasi tentang cara pemanfaatan lahan secara maksimal agar bisa ditanami," kata Danang, Minggu (9/1).
Baca Juga: Yang Tak Pecah dari Lukisan Kaca Nugi
Dia mencontohkan, lahan di kawasan lereng Merapi yang dulunya identik dengan tanaman keras, kini mulai dialihkan ke jenis hortikultura. Dari aspek ekonomi pun keuntungannya tidak kalah menggiurkan.
Strategi lain adalah melahirkan petani milenial. Saat ini, warga yang menggeluti pertanian kebanyakan berusia lanjut.
"Petani sekarang mayoritas usianya sudah diatas 50 tahun. Supaya ada regenerasi, kaum muda diajak minimal senang dengan aktivitas pertanian terlebih dulu, bisa di kebun atau pekarangan," ujar Danang.
Terkait program petani milenial ini, Pemkab Sleman telah menggagas kerjasama dengan beberapa universitas yang memiliki jurusan bidang pertanian. Mahasiswa diminta turun langsung ke lapangan untuk mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Baca Juga: Area Terbuka dan Plaza di Candi Borobudur Dibangun Tanpa Analisis Dampak Pusaka