MAGELANG, SUARA MERDEKA - Teka-teki dugaan motif pembunuhan yang dilakukan Dhio Daffa Syadilla, 22 tahun, mulai terkuak. Walaupun, alasan sakit hati karena merasa dibedakan perlakuannya dengan si kakak kandung tetap terlontar.
"Karena sakit hati yang terpendam lama mulai dari awal SMA. (Saya) seperti dianaktirikan dalam keluarga," dalihnya saat konferensi pers di Polresta Magelang, Selasa (6/12/2022).
Tindakan yang mengakibatkan Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Chairunnisa (25) tewas, Dhio bilang karena kesal ayah dan ibunya sering menanyakan dan menagih uang yang telah dia gunakan untuk investasi.
Si kakak turut dibunuh, lanjutnya, karena dia menganggap kakaknya lebih diperhatikan oleh orang tuanya.
Total uang yang Dhio minta dari orang tua untuk berinvestasi mencapai Rp400 juta. Investasi dilakukan sejak tahun 2021. Hasilnya fiktif.
Baca Juga: Berikut Daftar Juara Magelang Innovation Award 2022
Dari Arsenik hingga Sianida
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Magelang AKP Setyo Hermawan menerangkan, Dhio memiliki niat untuk membunuh keluarganya sejak Selasa (15/11). Tersangka terinspirasi cara pembunuhan dengan menggunakan zat kimia berbahaya bagi tubuh, macam kasus Munir Said Thalib, Mirna Salihin, dan satai di Yogyakarta.
Pada Kamis (17/11), dia membeli satu paket arsenik dengan berat 15 gram secara daring. Delapan hari berselang, eksekusi terjadi dengan dia mencampurkan zat itu ke dalam minuman dawet yang dibeli di Kecamatan Butuh, Purworejo. Keluarga berikut pamannya minum dawet ini.
"Pembunuhan gagal karena arsenik kurang bereaksi dan hanya menimbulkan mual-mual, muntah serta diare," ungkap Setyo.