PURWOREJO, suaramerdeka-kedu.com - Proses regrouping Sekolah Dasar (SD) Gunung Teges Kecamatan Kemiri menimbulkan polemik.
Pasalnya penggabungan sekolah tersebut dengan SD Sukogelap, Kecamatan Kemiri dinilai menyulitkan para siswa di SD Gunung Teges karena jaraknya yang cukup jauh.
Bahkan, belakangan diketahui sebanyak 31 siswa di SD Gunung Teges kompak melakukan mogok sekolah. Hal tersebut merupakan bentuk protes atas kebijakan Pemerintah Kabupaten Purworejo.
Berbagai cara dilakukan oleh wali murid Desa Gunung Teges untuk mempertahankan sekolah yang menjadi kebanggaan masyarakat tersebut.
Salah satunya dengan mengundang Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Stiabudi dan Ketua Komisi II DPRD Tunaryo untuk menyuarakan aspirasi.
Mereka berharap melalui wakil mereka di DPRD aspirasi masyarakat Desa Gunung Teges akan lebih didengar dan dikabulkan.
Dion Agasi yang hadir memenuhi undangan masyarakat mendengarkan keluhan masyarakat dan meninjau secara langsung lokasi SD dan pemukiman warga setempat.
Setelah melakukan peninjauan, Dion juga akan segera melakukan langkah antisipasi dengan mengirimkan surat ke Bupati Purworejo agar regrouping ditunda terlebih dahulu.
"Anak-anak mogok sekolah mulai hari Kamis kemarin," ungkap Kepala Desa Gunung Teges Misno Saputro, Sabtu (3/9).
Artikel Terkait
Beragam Keceriaan Peringati HUT ke-53 Bank Bapas 69
Ekonomika Desa : Mengeja Peluang, Wujudkan Kemandirian Desa
Pendaftaran Bacaleg PKB Dimulai Lebih Awal