YOGYAKARTA, SUARA MERDEKA - Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) menutup rangkaian Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Desa Wisata dan Daya Tarik Wisata, Kamis (2/6) lalu.
Program bagi pelaku desa wisata di sekitar zona otoritas BPOB itu sudah digelar sejak April 2022. Peserta datang dari tujuh desa penyangga asal wilayah Gelangprojo (Kabupaten Magelang, Kulonprogo, dan Purworejo).
Desa tersebut antara lain Pagerharjo, Gerbosari, Ngargosari (Kulonprogo), Sedayu, Benowo, Pandanrejo (Purworejo), dan Ngargoretno (Magelang). Para peserta menerima materi sumber daya manusia, keuangan, operasional dan pemasaran.
"Kegiatan ini dalam rangka mendukung program Kemenparekraf/Baparekraf RI untuk mencapai target utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024," kata Direktur BPOB Indah Juanita.
Baca Juga: BOB Jalin Kerjasama Dengan Pemkab Purworejo, Serius Garap Ecotourism
Indah menyebut tujuh desa di Gelangprojo disiapkan menjadi paket wisata. Rencana ini, kata dia, untuk membantu peningkatan kualitas pariwisata di kawasan Borobudur Highland.
"Kondisi ini menjadi keunggulan mengingat beberapa desa wisata dan daya tarik wisata memiliki potensi untuk memajukan pariwisata di sekitar Borobudur Highland," ujarnya.
Soim, pelaku wisata asal Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, berharap pelatihan berikutnya bisa sesuai dengan usulan dari bawah atau masyarakat.
Baca Juga: BOB Latih 7 Desa dan Daya Tarik Wisata Gelangprojo
"Dari sisi pendampingan kami harap dapat secara kontinu dari berbagai aspek. Selain aspek yang berhubungan dengan sapta pesona juga infrastruktur supaya desa-desa penyangga bisa mudah dijangkau," imbuh dia.