MAGELANG, SUARA MERDEKA – Riset terhadap partisipasi politik saat pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang tahun 2022 di masa pandemi menunjukkan kesadaran politik masyarakat Kota Magelang pada kategori tinggi.
Pasalnya, sebagian responden setuju pentingnya menggunakan hak pilih sekalipun di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPM-PMP) Universitas Tidar, Eny Boedi Orbawati saat memaparkan hasil riset di Hotel Trio Front One Magelang, Rabu (8/6).
"Di sisi lain, dimensi pragmatisme ternyata berada di kategori rendah. Sebab, sebagian besar responden tidak setuju mereka dijanjikan mendapat imbalan dari tim sukses dan tidak terpengaruh karena memiliki prinsip," papar Eny.
Baca Juga: Perolehan Suara Demokrat di Purworejo Ditarget Naik 50 Persen Pada Pemilu 2024
Eny mengatakan riset kolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Magelang tersebut dilakukan dengan menyurvei dan mewawancarai 466 koresponden.
Koresponden tersebar di 17 kelurahan di tiap tempat pemungutan suara saat Pilkada 2020 lalu.
"Setiap TPS kita ambil dua orang untuk disurvei dan diwawancarai. Metode penelitian memakai kuantitatif dan kualitatif, yakni gabungan angka statistik dan penjelasan alasan kenapa menjawab pertanyaan yang kita ajukan," jelasnya.
Ketua KPU Kota Magelang, Basmar Perianto Amron menuturkan, riset kolaboratif menemukan tingkat partisipasi pada Pilkada 2020 naik 77,85 persen dibandingkan 2015 sebesar 75,23 persen.
Baca Juga: Usul Penundaan Pemilu 2024, Cak Imin: Perbaikan Ekonomi