MAGELANG, suaramerdeka-kedu.com - Kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati mengklaim, pembangunan area terbuka dan plaza di kawasan Candi Borobudur telah menyertakan analisis dampak pusaka. Padahal, kajian tersebut belum selesai disusun oleh Kemendikbud Ristek.
"Kami belum tahu (analisis dampak pusaka selesai disusun), masih perbaikan dan dikerjakan oleh Kemendikbud," katanya di sela kegiatan kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, di Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat (14/1).
Analisis dampak pusaka (heritage impact assessment) adalah suatu kajian untuk mengetahui apakah pembangunan atau aktivitas di dalam atau sekitar properti warisan dunia memiliki dampak negatif atau positif.
Singkatnya, pembangunan itu akan memperkuat atau justru merusak dan mengancam nilai universal situs warisan dunia. Kajian ini dilakukan dengan merujuk Pedoman Operasional
untuk Implementasi Konvensi Warisan Dunia milik UNESCO.
Baca Juga: Area Terbuka dan Plaza di Candi Borobudur Dibangun Tanpa Analisis Dampak Pusaka
Kendati analisis dampak pusaka belum terbit, pembangunan area terbuka (concourse) dan plaza di kawasan Candi Borobudur sudah berjalan. Bahkan, pembangunan area terbuka
hampir rampung.
"Ini program prioritas presiden, jadi seminimal mungkin kami sudah memberikan arahan. Arahan supaya mengurangi dampak risiko," ujar Wiwit.
Adapun risiko bila tak mengindahkan analisis dampak pusaka, Wiwit bilang status Candi Borobudur sebagai warisan dunia bisa dicabut oleh UNESCO.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengklaim, pembangunan area terbuka dan plaza dilakukan dengan konsultasi pada pihak-pihak yang kompeten.
"Kami pastikan bahwa pembangunan ini dalam koridor yang sudah ditetapkan mengenai kelestarian terhadap cagar budaya," tukasnya di sela kunjungan kerja.