PURWOREJO, suaramerdeka-kedu.com - Sejumlah rangkaian kegiatan dihelat oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) untuk memeriahkan dan menyambut hari kelahiran komponis lagu Indonesia Raya, WR Soepratman.
Dalam kegiatan ini Pemkab menggandeng sejumlah lapisan masyarakat hingga pegiat sejarah dan budaya.
Serangkaian kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai wujud penghormatan pemerintah dan warga kepada Wage Rudolf Soepratman yang lahir di Purworejo, tepatnya di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing.
Salah satu penghormatan tersebut ditunjukkan oleh warga dan pemerintah dengan mendengarkan lagu Indonesia Raya secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Purworejo, pada Minggu (19/3), tepat pukul 10.00 WIB.
Kabid Pemasaran Pariwisata, Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinporapar Kabupaten Purworejo, Endah Hana Rosanti mengemukakan, rangkaian festival WR Soepratman ini dimulai pada 16 Maret 2023 dengan kegiatan melukis bersama di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing.
Kemudian kegiatan dilanjutkan pada 18 Maret 2023 di rumah tempat WR Soepratman dilahirkan, di Dusun Trembelang, Desa Somongari.
"Selanjutnya pada 18 Maret diselenggarakan Umbul Donga di Memorial House of WR Soepratman di Dusun Trembelang, Desa Somongari dengan tajuk 'Merawat Ingatan' dan tirakatan di pendapa Balai Desa Somongari," jelasnya saat dihubungi pada Senin (20/3).
Puncaknya, lanjut Endah, pada Minggu (19/3) pagi digelar jalan santai di Desa Somongari, dan mendengarkan lagu Indonesia Raya serentak di seluruh wilayah Pirworejo.
Pada Minggu (19/3) sore digelar juga lomba mewarnai serta pertunjukan musik bertajuk "Tribute to WR Soepratman" di Amphiteater Alun-alun Purworejo pada malam harinya.
Dalam puncak pertunjukan musik pada Minggu (19/3) malam tersebut, puluhan musisi dari penjuru kabupaten Purworejo diundang untuk menghibur ribuan penonton yang datang.
"Pada Minggu pagi harinya mendengarkan lagu Indonesia Raya secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Purworejo bertajuk Gema Indonesia Raya," terangnya.
Sementara itu, Panut Maryono, sesepuh di Desa Somongari, yang juga juru kunci rumah kelahiran WR Soepratman menyebut, banyak fakta yang mengungkapkan bahwa WR Soepratman lahir di Desa Somongari, tepatnya pada hari Kamis Wage yang menurut penelusuran ahli sejarah bertanggal 19 Maret, bukan 9 Maret.
"Salah satu saksi yaitu Mbah Atomorejo, sekarang sudah meninggal. Saat disidang di pengadilan negeri saat tahun berapa itu usianya sudah 100 tahun lebih. Dikatakan bahwa WR Soepratman dilahirkan oleh ibunya, Senen, saat meletus gunung kelud pertama kali hari Kamis dan diberi nama Wage. Setelah dilacak yang paling berdekatan adalah Kamis Wage tanggalnya 19 Maret," sebut Panut.
Bukti lain yang cukup kuat bahwa WR lahir di Dusun Trembelang, lanjut Panut, yakni adanya plasenta atau ari-ari yang dikubur di depan bagian kanan memorial house tersebut.
Artikel Terkait
Badai El Nino, Deteksi Dini Dapat Dimanfaatkan Oleh Petani di Temanggung
Insfrastruktur Harus Dipelihara dan Dijaga Bersama
Perangkat Desa Dihimbau Bijak Gunakan Media Sosial, Komisi I Rutin Lakukan Pengawasan