Selain faktor sentimen, pelaku pasar juga perlu mempertimbangkan aspek psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikalnya.
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan di kemarin dan indikator BB, IHSG tampak gagal untuk mempertahankan posisinya di level resisten terdekat 6.969.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Baca Juga: Harga BBM dalam Negeri Jadi Terdampak Geopolitik Rusia dan Ukraina
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik kemarin yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum beli. Namun RSI masih berada di area 61,04 dan belum mencerminkan tanda-tanda jenuh beli.
Namun yang patut diwaspadai adalah jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak membentuk pola konvergen atau menyempit dengan garis EMA26 dari atas disertai dengan bar histogram yang mengecil.
Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi. Setidaknya untuk hari ini IHSG akan kembali menguji rentang 6.812-6.969.
Artikel Terkait
POPDA Purworejo 2022 Digelar Tanpa Penonton
Jadi Komoditas Unggulan, Kelapa Genjah Entok Kekurangan Bibit
Menjadi Kaya dengan Uang yang Kamu Miliki, Berikut Caranya